ruang sepi itu.

 

pada kegelapan malam ini ,aku mulai menuliskan lagi setelah sekian lama berhenti. dan yah yang benar aku berhenti menulis dan masih sendiri diruang sepi ini, lalu membayang bayangkan tangan seseorang menarikku keluar dari ruang sepi ini yang sudah ku anggap rumah sendiri, berharap bisa kembali melihat bunga bermekaran diluar sana namun kurasa tak ada yang sanggup, semua menyerah! baru saja membuka pintu ruang itu, mereka melepasnya lagi. Aku tahu, mungkin saja orang orang itu takut melihat sosokku bagaikan singa yang terbakar, orang orang itu takut mendekat mungkin mengira aku akan memakannya atau... membakarnya. 

Kini hanya ada aku mencoba dan mulai menikmati sisa waktuku diruangan ini,sendiri. Bukannya aku takut untuk berlari keluar tapi setiap kali aku mencoba membuka pintu tak ada yang menarik ku pergi untuk berkeliling melihat bunga bermekaran itu. Aku bukan tak sanggup untuk pergi sendiri namun bukannya kita butuh teman bicara. 


untuk kesekian kalinya aku menatap tembok diruang ini,begitu hampa hingga akhirnya aku mulai mencoret coret nya dan membuat beberapa lukisan abstrak yang bentuk dan kejelasannya hanya diriku yang memahaminya, dan inilah masalahku. 

aku selalu menuliskan hal indah atau membuat lukisan indah namun artinya hanya dapat kupahami sendiri. orang orang mungkin hanya bisa membaca dan melihat hal indah itu dimatanya saja namun tak tahu arti dibalik itu. sering kali kita menunjukkan senyuman yang seolah olah dunia kita tidak terjadi apa apa namun dibalik itu ada luka yang darahnya masih saja menetes. aku bingung, bingung dengan manusia lainnya hatinya cepat sekali berubah menjadikanku segalanya hari ini lalu esok seolah dia tak mengenalku, apakah beberapa orang memang memiliki sifat wajib itu?! tidak. aku mohon jangan lagi orang orang yang memiliki sifat itu mendekat denganku. 

aku sungguh menikmati kesepianku, sungguh! aku tak ingin kehilangan apapun lagi dan tak ingin merasa dibuang lagi. aku,aku tak apa apa, meski hujan deras membasahi tubuhku, dan kakiku mulai bergetar, percayalah aku akan tetap berdiri menghadapi semuanya jadi biarlah begini. rasa sepi dan rasa takut itu biarlah menjadi urusan ku saja, dan tidak menjadi tanggung jawab orang lain.


malam ini aku berjalan keluar, untuk melihat apa apa saja yang terjadi diluar dan tahu kah kamu yang kutemukan hanyalah cahaya bulan yang begitu terang, sepanjang jalan yang kutelusuri dengan kaki ku, tak satupun mataku melihat cahaya terang lampu yang ada hanyalah cahaya rembulan menerangi jalanku. aku mulai meragu jalannya sudah terang, namun kemana aku akan pergi sendiri jadi kuputuskan untuk kembali, kembali ke ruangan sepi itu dan mulai melanjutkan tidurku kembali karena ini sudah malam, aku harap mulai memimpikan hal indah terjadi dalam mimpiku.


sty .


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari gelap

dia pergi